Pengalaman Menangani Siswa Kesurupan (Part I)

Ini kejadian lama, sekitar bulan juli tahun 2006 atau 2007.

Saat itu, tahun ajaran baru dimulai. Berbagai organisasi di setiap sekolah sedang sibuk dengan agenda masing - masing untuk merekrut anggota baru mereka. Setidaknya, ada dua organisasi besar yang sangat sibuk. Pengurus OSIS sibuk dengan MOS (Masa Orientasi Siswa), dan pengurus Pramuka sibuk dengan PTA (Penerimaan Tamu Ambalan).


Ilustrasi: Penerimaan Tamu Ambalan di Lapangan
Lokasi sekolah kami bertetangga dengan
SMAN 4 Surakarta. Dan tentunya sebagai tetangga, Pramuka SMKN 2 memiliki hubungan keakraban dengan SMAN 4. Setidaknya sekali dalam setahun kami melaksanakan latihan gabungan. Karena keakraban itulah, pihak tetangga mengundang perwakilan sekolah kami untuk hadir di acara Penerimaan Tamu Ambalan yang mereka gelar, walaupun saat acara kami, kami tidak mengundang mereka. :D

Pada hari yang ditentukan, datanglah saya beserta beberapa senior ke lokasi yang telah ditentukan. Acara dilaksanakan di sebuah lapangan di pinggiran desa.



Tentu saja pada acara seperti ini, "Jurit Malam" menjadi momen yang paling ditunggu oleh panitia, dan tidak disukai oleh peserta. Karena, berbagai "siksaan balas dendam" sudah disiapkan oleh panitia. 


Selesai jurit malam dilaksanakan, tiba tiba salah seorang siswa yang kehilangan kesadaran dan bertingkah layaknya orang kesurupan, marah marah tidak terkendali. Panitia panik, siswa tersebut dibopong ke pinggir lapangan. Sebagian mereka berlari mencari "orang pintar" yang merupakan penduduk sekitar. Si orang pintar pun beraksi, namun sang siswa tetap tidak terkendali. Saya yang dari tadi hanya memperhatikan, akhirnya memberanikan diri, dengan nekat (karena sama sekali belum pernah menangani orang kesurupan) dan sedikit rasa bangga diri menghampiri sang siswa. Setelah beberapa kali mendaratkan tamparan di pipi kiri dan kanan sang korban, saya berteriak


"Metuo kowe!! Tak itung ngasi telu, metu!! Siji, Loro, Telu, Metu!!"
"Keluar kamu!! Saya hitung sampai tiga, keluar!! Satu, Dua, Tiga. Keluar!!"

Dan sesaat setelah saya bentak, sang korban tiba tiba lemas, seolah "jin" yang menguasai dirinya telah keluar. Saya pun bingung, mati gaya, ga tau lagi harus ngapain. Entah dapat wangsit dari mana, saya akhirnya berjalan (pura-pura) lemas meninggalkan korban, dan minta minum ke panitia supaya keliatan cool, padahal di dalam hati bertanya tanya, kenapa hal itu bisa terjadi. 


Dan Alhamdulillah, acara lancar tanpa ada gangguan berarti sampai selesai keesokan harinya.

Bertahun berlalu, hingga akhirnya saya menemukan penjelasan ilmiah yang mungkin merupakan jawabannya.


Mau tau jawabannya, klik > Pengalaman Menangani Siswa Kesurupan (Part II)



Fathur Azwir


28/01/2016

Comments

Popular posts from this blog

Alasan Kenapa Pakaian / Jemuran Bayi Harus Diangkat Sebelum Maghrib

Pengalaman Menangani Siswa Kesurupan (Part II)

Pengalaman Menangani Siswa Kesurupan (Part III - Habis)