Tips Instant Ga Jadi Marah (Part I)

Marah, bagaimana cara kita mengontrol rasa marah ataupun emosi yang berkecamuk dalam dada?

Beberapa waktu lalu, saya sempat sharing melalui Facebook bahwa amarah adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita. Dan untuk menjelaskan lebih lanjut, saya menggunakan satu analogi yang cukup jorok (bagi yang menganggapnya jorok), namun sangat cocok.

Amarah itu layaknya rasa mules yang tidak nyaman saat kita ingin buang air besar.. ya BAB.. Layaknya amarah, BAB adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita. Namun, ada beberapa ketentuan yang tidak terlepas saat kita ingin BAB.

1. Perlu ditahan

Saya sangat yakin Anda setuju bahwa sangat tidak etis jika pada saat kita merasa mules, pada saat itu pula kita salurkan rasa mules itu. Jadi, rasa mules itu perlu ditahan. 

Begitu juga dengan amarah. Tidaklah etis ketika emosi itu muncul, langsung kita lampiaskan. Syukur syukur jika dilampiaskan dengan cara elegan. Kalau melampiaskan dengan cara destruktif, tambah gawat jadinya. Setuju?

2. Perlu dilampiaskan
Sekali lagi saya sangat yakin Anda setuju, bahwa rasa mules itu tidak akan bisa selamanya ditahan. Jika terus ditahan, bisa jadi malah merusak fisik kita. Rasa mules perlu disalurkan di saat, tempat, dan dengan cara yang tepat. Jadi, Anda perlu jeda beberapa saat dari mulai merasa mules, sampai Anda menemukan waktu dan tempat yang tepat untuk melampiaskannya dengan cara yang tepat.

Begitu juga dengan amarah, jika bertumpuk lama, bisa berakibat buruk bagi tubuh. Bisa berakibat tiba tiba histeris sebagai bentuk pelampiasan sampah yang selama ini terpendam, bisa juga merusak fisik tubuh (psikosomatis). 

3. Perlu direlakan
Ini yang selalu dilakukan namun jarang disadari. Yaitu proses merelakan ia pergi. Disiram, jangan cuma dikeluarin tapi terus terusan dipandang. Setelah disiram, Anda pun pergi keluar toilet dengan perasaan lega (tentunya sudah pakai celana).

Setelah Anda melampiaskan amarah, sudah lah, relakan ia pergi dari dalam diri Anda, let it go. Dan Anda pun merasakan lega di dada. Tak perlu lagi dibahas bahas, tak perlu dicerita ceritakan.

Tanda Anda sudah melampiaskan dan merelakan adalah, tidak terasa lagi amarah ketika mengingat kejadian yang tadinya memicu emosi Anda. Tak ada lagi rasa kesal, ketika bertemu dengan orang yang tadinya memicu kesal Anda.

Sebagaimana Anda tak lagi merasakan mules dan tidak pula mencium aroma tak sedap saat Anda ingat bahwa tadi pagi Anda setoran di WC..

Salam Mules

Kalau Anda sudah selesai mulesnya, silahkan lanjut baca Part II nya ya. klik disini

Fathur Azwir
26 Januari 2016

Comments

Popular posts from this blog

Alasan Kenapa Pakaian / Jemuran Bayi Harus Diangkat Sebelum Maghrib

Pengalaman Menangani Siswa Kesurupan (Part II)

Pengalaman Menangani Siswa Kesurupan (Part III - Habis)