Pengalaman Menangani Siswa Kesurupan (Part II)
Bertahun berlalu sejak kejadian itu dengan pertanyaan yang belum terjawab. Hingga akhirnya kemarin saya mengikuti sebuah pelatihan, saya menemukan teori yang mungkin menjadi jawaban dari pertanyaan itu.
Dalam pelatihan tersebut disampaikan bahwa setiap kita, selalu memancarkan energi yang sesuai dengan keadaan fikiran dan perasaan (dalam hal ini, kita sebut kesatuan "fikiran dan perasaan" sebagai Vibrasi). Dan setelah melalui berbagai penelitian panjang, seorang professor bernama David R Hawkins mengelompokkan vibrasi menjadi dua golongan besar.
Yaitu, vibrasi / getaran rendah (force), dan vibrasi / getaran tinggi (power).
Dan ternyata,
dalam dua kelompok besar tersebut juga ada tingkatan tingkatan vibrasi yang lebih mendetail lagi.
Setelah mendapatkan penjelasan tersebut, saya baru teringat, bahwa kondisi korban kesurupan saat itu adalah marah (anger), yang dalam tabel di atas memiliki nilai 150. Sedangkan kondisi saya saat itu adalah bangga diri (pride), yang ternyata berada 1 level di atas kemarahan. Selain pride, saat itu saya juga memberanikan diri (courage) yang ternyata berada 2 level di atas anger.
Haha, saat memahami itu saya tertawa, menyadari bahwa setiap kita memancarkan energi, dan alam di sekitar kita merespon setiap energi yang kita pancarkan. Dalam kasus ini, si orang kesurupan yang seketika sadar setelah dibentak & ditampar tampar.
Jadi, suatu saat nanti, jika Anda berhadapan dengan orang yang kesurupan, kunci utamanya adalah tetap berani. Dan, pastikan Anda berada di level yang lebih tinggi dari korban kesurupan itu. Dan tentunya, pasrah kepadaNya, ga perlu berhasrat ingin mengalahkan. Cukup ingin (tanpa nafsu & ngotot), dan pasrahkan hasilnya kepadaNya.
Saya tidak menggunakan teknik Ruqyah saat itu, karena memang ngga kepikiran dan saat itu saya juga belum mengerti tentang ruqyah. Namun pernah saya menangani seseorang dengan teknik ruqyah, ceritanya ada di > Pengalaman Menangani Siswa Kesurupan (Part III)
Ya, begitulah.
Selamat belajar, jangan lupa aktifkan mode getar gadget anda, supaya bisa menikmati sensasi kantung yang bergetar.
Fathur Azwir
28/01/2016
Dalam pelatihan tersebut disampaikan bahwa setiap kita, selalu memancarkan energi yang sesuai dengan keadaan fikiran dan perasaan (dalam hal ini, kita sebut kesatuan "fikiran dan perasaan" sebagai Vibrasi). Dan setelah melalui berbagai penelitian panjang, seorang professor bernama David R Hawkins mengelompokkan vibrasi menjadi dua golongan besar.
Yaitu, vibrasi / getaran rendah (force), dan vibrasi / getaran tinggi (power).
 |
| Tabel Vibrasi. David R. Hawkins |
Dan ternyata,
dalam dua kelompok besar tersebut juga ada tingkatan tingkatan vibrasi yang lebih mendetail lagi.
Setelah mendapatkan penjelasan tersebut, saya baru teringat, bahwa kondisi korban kesurupan saat itu adalah marah (anger), yang dalam tabel di atas memiliki nilai 150. Sedangkan kondisi saya saat itu adalah bangga diri (pride), yang ternyata berada 1 level di atas kemarahan. Selain pride, saat itu saya juga memberanikan diri (courage) yang ternyata berada 2 level di atas anger.
Haha, saat memahami itu saya tertawa, menyadari bahwa setiap kita memancarkan energi, dan alam di sekitar kita merespon setiap energi yang kita pancarkan. Dalam kasus ini, si orang kesurupan yang seketika sadar setelah dibentak & ditampar tampar.
Jadi, suatu saat nanti, jika Anda berhadapan dengan orang yang kesurupan, kunci utamanya adalah tetap berani. Dan, pastikan Anda berada di level yang lebih tinggi dari korban kesurupan itu. Dan tentunya, pasrah kepadaNya, ga perlu berhasrat ingin mengalahkan. Cukup ingin (tanpa nafsu & ngotot), dan pasrahkan hasilnya kepadaNya.
Saya tidak menggunakan teknik Ruqyah saat itu, karena memang ngga kepikiran dan saat itu saya juga belum mengerti tentang ruqyah. Namun pernah saya menangani seseorang dengan teknik ruqyah, ceritanya ada di > Pengalaman Menangani Siswa Kesurupan (Part III)
Ya, begitulah.
Selamat belajar, jangan lupa aktifkan mode getar gadget anda, supaya bisa menikmati sensasi kantung yang bergetar.
Fathur Azwir
28/01/2016
Comments
Post a Comment