Mata Minus / Plus Bukan Penyakit by Fathur Azwir

Mengobati Mata Minus / Plus?

Tulisan ini terinspirasi dari status nya mas Prio Hantoko yang bertanya-tanya tentang perkembangan pengobatan mata minus dengan metode SEFT. Namun di sisi lain, mengapa banyak therapis yang masih menggunakan kaca mata?

Ilustrasi: Cowo ganteng pake kacamata
Semakin kesini, semakin banyak kita temui orang orang yang menggunakan kaca mata. Bahkan tak sedikit anak SD yang berkaca mata. Jadi, apa yang salah?


Sebagai seorang terapis, saya menyadari bahwa setiap penyembuhan pada dasarnya adalah diri ini menyembuhkan dirinya sendiri, dengan izin Allah tentu saja. Ia telah menciptakan alam semesta yang begitu rumit, dengan sangat sempurna, sangat seimbang. Termasuk tubuh kita ini, di dalamnya terdapat sistem yang jika tidak seimbang, maka tubuh akan memunculkan tanda tanda yang kita kenal sebagai penyakit.

Dan dalam sesi terapi, keinginan, keyakinan, dan keputusan pasien untuk sembuh sangatlah besar pengaruhnya terhadap kesembuhan sang pasien. Layaknya pecandu rokok yang diterapi, mungkin sesaat setelah diterapi, ia tidak merasakan nikmatnya merokok sebagaimana yang biasa ia rasakan. Namun jika ternyata di dalam hatinya masih ingin merokok, berkumpul dengan teman teman yang juga merokok, maka bisa dipastikan ia akan kembali merokok.

Begitu juga hal nya dengan mata minus. Ketika di terapi secara fisik, mata nya bisa jadi ada perbaikan. Namun jika pasien merasa tanpa minum obat bukanlah pengobatan, maka terapi itu tidak menimbulkan pengaruh besar pada dirinya. Dan ada juga pernah saya dapati pasien yang di dalam hati nya menyimpan anggapan bahwa “Orang pakai kaca mata itu pintar / keren”, maka tubuh nya pun akan mengikuti kehendaknya. Membuat dirinya membutuhkan kaca mata.

Dan yang perlu kita sadari adalah,, fenomena mata minus / plus bukanlah penyakit. Melainkan hanyalah bentuk adaptasi tubuh terhadap kebutuhan kita. Masyarakat kota kecenderungan nya lebih sering menggunakan matanya untuk melihat dalam jarak dekat. Menatap layar komputer, handphone, membaca buku, dan lain lain. Tubuh kita yang sangat cerdas ini akhirnya menyimpulkan bahwa kita tidak lagi membutuhkan kemampuan pengliatan jarak jauh. Sehingga menurunlah kemampuan kita untuk melihat jarak jauh dan timbullah istilah rabun jauh / miopi / mata minus.

Kebalikannya dengan anak2 yang tinggal di lereng gunung dengan hamparan padang rumput yang luas, yang munkin juga masih dilatih untuk berburu, maka mereka pun lebih sering melihat jarak jauh, sehingga kemungkinan besar akan mengalami rabun dekat / hipermetropi / mata plus.

Jadi, untuk Anda yang ingin melepas kacamata, latihlah kembali mata Anda dengan penuh kesadaran. Dan bangunlah kesadaran, bahwa sistem di tubuh kita ini sangat keren. Allah telah menciptakannya dengan sempurna. Dan ia memiliki kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri.

Update: Artikel lanjutan Cara Memperbaiki Mata Minus / Plus

Jika ingin bincang bincang lebih lanjut, silahkan hubungi saya di facebook ya..

Comments

Popular posts from this blog

Alasan Kenapa Pakaian / Jemuran Bayi Harus Diangkat Sebelum Maghrib

Pengalaman Menangani Siswa Kesurupan (Part II)

Pengalaman Menangani Siswa Kesurupan (Part III - Habis)