Bukan Asal Tembak!
Saat briefing, dengan jelas ditetapkan misi, untuk memenangkannya pun dibuat strategi.
Semangat berkobar saat sirine berkumandang, tanda dimulainya pertandingan.
Semangat berkobar saat sirine berkumandang, tanda dimulainya pertandingan.
Berpencar, mencari tempat berlindung sekaligus membidik musuh di depan.
Beberapa peluru melesat, juga meleset dari bidikan.
Dengan semangat semakin berkobar, kami maju merangsek tempat musuh bertahan.
Beberapa peluru melesat, juga meleset dari bidikan.
Dengan semangat semakin berkobar, kami maju merangsek tempat musuh bertahan.
Saat fokus menyerang, lupa akan pertahanan.
"Dorr"
Peluru pertama mengenai tubuh, seketika itu menjadi panik, ditambah lagi tembakan tembakan berikutnya yang menyakitkan. Lupa akan brief yang diberikan, hanya terfikir untuk membalas serangan.
Karenanya, kalah lah kelompok kami jadinya.
Ini baru paint ball, bukan peluru tajam.
Jika perang asli, mungkin sudah mati.
Jika perang asli, mungkin sudah mati.
Hal ini yang tak bisa diajarkan dengan teori di kelas. Perlu praktek untuk membuat kita betul betul merasakan sensasinya.
Bolehlah Anda bermimpi besar, atau mungkin harus. Namun alangkah baiknya jika mulai berlatih dari yang kecil.
Eksperimental Learning, agar terbiasa mengelola rasa, agar tak mati karena panik jadinya.
So, let's practice..
Comments
Post a Comment